Nyidakarya di Pantai Dencarik Menutup Rangkaian Caru Balik Sumpah
18 Desember 2019 17:24:11 WITA
Hewan-hewan diarak keliling desa oleh masyarakat dalam Upacara Mepapada pada Minggu pagi, (15/12)
Gatra Dencarik. Minggu, (15/12) Krama Desa Adat Dencarik menggelar Upacara Mapepada. Upacara ini merupakan rangkaian dari karya agung Caru Balik Sumpah yang prosesinya berpusat di depan Gedung Serbaguna Desa Dencarik yang dimulai pukul 09.00 wita.
Sebagai pelengkap prosesi dalam upacara ini ada beberapa hewan yang akan dijadikan sarana upacara. Beberapa hewan yang digunakan sebagai sarana dalam Caru Balik Sumpah Senin, (16/12), antara lain kambing berwarna hitam, anjing bangbungkem, kucit (anak babi), ayam, angsa dan sapi. Setelah diupacarai dan disucikan binatang-binatang tersebut diiring berjalan mengelilingi desa diikuti oleh masyarakat Desa Dencarik. Prosesi tersebut yang dinamakan mepepada. Masyarakat Desa Dencarik beriringan mengarak hewan-hewan sarana upacara ke batas-batas desa. Suasana mepepada semakin semarak dengan aluanan tabuh baleganjur yang energik dibawakan oleh Sekeha Dharma Ulangun.
Sekitar lima ratusan orang secara bersamaan memadati jalan Desa Dencarik, dimulai dari Gedung Serba Guna terus ke batas desa sebelah barat, yaitu di Pura Sanghyang Berawi (setra). Melalui jalan di wilayah Geria Kawan, rombongan mengarah ke Pura Desa Puseh Desa Dencarik yang merupakan batas selatan Desa Dencarik.
Prajuru dari masing-masing Banjar Adat secara bergantian membawa hewa-hewan tersebut melewati wilayah Banjar Adatnya selanjutnya menyerahkan ke prajuru Banjar Adat lain untuk diiring memasuki wilayahnya.
Setelah dari Banjar Adat Menasa, rombongan menuju ke arah Banjar Adat Baingin. Di perbatasan Banjar Adat Baingin dan Bajangan, prajuru Banjar Adat Corot mengambil peran untuk membawa hewan-hewan sarana upacara tersebut untuk diarak menuju wilayah Corot. Rombongan mepepada balik setelah mencapai batas timur, Bale Banjar Corot (sesuai arahan panitia upacara). Selanjutnya upacara mepepada mengarah ke utara desa. Upacara mepepada ini menjadi perhatian para pengguna jalan Seririt-Singaraja yang menjadi rute terakhir upacara. Bahkan beberapa wisatawan sengaja berhenti untuk mengabadikan momen ini.
Setelah prosesi ini selesai, hewan-hewan tersebut diiring menuju tempat penyembelihan. Korban suci ini disembelih dan dikuliti untuk mendapatkan belulang (kulit binatang dengan bagian kepala, kaki dan ekor yang masih utuh), dagingnya digunakan untuk melengkapi bebantenan. Usai upacara mepepada, ditampilkan tarian Rejang Renteng yang dibawakan oleh lima puluh penari PKK Desa Dencarik.
Setelah Mepepada, rangkaian dari Caru Balik Sumpah ini, yaitu tanggal 16 Desember puncak acara, mecaru di Bencingah (depan Gedung Serbaguna), tanggal 17 Desember Nyepi Desa, dan tanggal 18 Desember Ngembak Geni serta Nyidakarya yang dilaksanakan di Pantai Dencarik.
Dengan rangkaian Caru Balik Sumpah dilaksanakan untuk membersihkan dan menyucikan buana agung dan buana alit serta memberikan kerahayuan bagi masyarakat Desa Dencarik. (Novi/opt)
Komentar atas Nyidakarya di Pantai Dencarik Menutup Rangkaian Caru Balik Sumpah
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |