Desa Dencarik

Memperingati Hari Lahir Pancasila dan Kelahiran Bung Karno, Genta Satya Loka Desa Dencarik melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Curastana Singaraja, Mingu, (06/06) Kemarin.

Gatra Dencarik. Pada hari Minggu kemarin, (06/06), Karang Taruna Genta Satya Loka Desa Dencarik melaksanakan Dharma Negara (Tabur Bunga) memperingati Bulan Bung Karno sekaligus hari lahirnya Pancasila di Taman Makam Pahlawan (TMP) Curastana Singaraja.

Belasan muda-mudi Dencarik ini menghadiri TMP yang beralamat di Jalan Pahlawan Singaraja, tepatnya depan Kantor Bupati Buleleng.

Tabur bunga merupakan inisiatif pengurus Karang Taruna Genta Satya Loka guna mengingatkan kembali bagaimana semangat perjuangan pendahulu kita, meningkatkan semangat jiwa patriotisme masyarakat khususnya para pemuda-pemudi Desa Dencarik.

Acara tabur bunga hari ini menyajikan fakta bahwa banyak pejuang asal Dencarik yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Curastana Singaraja ini.

Banyak pejuang yang berasal dari Desa Dencarik yang ikut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. I Wayan Mas Klan
2. I Made Mas
3. Ketut Pasek Bontoan
4. Ketut Mana
5. Nengah Nesa
6. Pan Rembun
7. Ketut Jimbaran
8. dan lainnya yang masih banyak belum diketahui.

Diantara mereka yang berjuang di atas, banyak gugur pada pertempuran yang terjadi di Kawasan perbukitan. Akan tetapi, ada sebuah cerita menarik pada perjuangan pahlawan-pahlawan dari Dencarik. Pada tanggal 8 Mei 1946, meletus pertempuran antara Pemuda Pejuang melawan Belanda yang terjadi di Pegunungan Kayoan Sangiang, Desa Tigawasa. Pertempuran ini mengakibatkan gugur seorang pejuang bernama I Made Mas. Akan tetapi disaat Belanda menembak I Wayan Mas Klan, beliau berhasil menyelamatkan diri dengan berlindung di balik pohon kelapa nyuh gading.

Sebagai ungkapan rasa syukur, 25 September 1991, atas prakarsa Kepala Dusun Munduk Ngandang, Desa Tigawasa pada waktu itu, pohon kelapa nyuh gading yang tertembus peluru, yang menjadi tameng saat pejuang kita, I Wayan Mas Klan, diberondong peluru oleh pasukan NICA Belanda dipindahkan ke rumah I Wayan Mas Klan di Banjar Dinas Lebah, Desa Dencarik. Oleh keluarga, pohon ini juga dipelapas pada 31 Oktober 1993 lalu.

Semoga semangat juang Patriotisme, Nasionalisme dan Pancasila, “The Founding Fathers” (Bapak Pendiri Bangsa) dapat kita warisi dan dijadikan dasar hidup dalam upaya membangun bangsa dan negara. Ada satu persamaan diantara kebiasaan Para Pendiri Bangsa baik Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir dan yang lainnya, yaitu gemar membaca dan menulis. Sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia, mari kita bangkitkan kebiasaan tersebut demi tercapainya Indonesia Maju berlandaskan semangat perjuangan 45. (teguh/ktr)